Minggu, 29 Agustus 2010

Shalat sunah belum qadla' fardlu

Seseorang meninggalkan shalat fardlu dan belum diqadla’ kemudian ia melakukan shalat sunnat. Bagaimana hukumnya?

Melakukan shalat sunat tersebut hukumnya haram, apabila meninggalkannya tanpa ada udzur, namun sah shalatnya.

(وَيُبَادِرُ) مَنْ مَرَّ (بِفَائِتٍ) وُجُوْبًا اِنْ فَاتَ بِلاَ عُذْرٍ فَيَلْزَمُهُ الْقَضَاءُ فَوْرًا قَالَ شَيْخُنَا أَحْمَدُ بْنُ حَجَرٍ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى وَالَّذِيْ يَظْهَرُ أَنَّهُ يَلْزَمُهُ صَرْفُ جَمِيْعِ زَمَنِهِ لِلْقَضَاءِ مَا عَدَا مَا يَحْتَاجُ لِصَرْفِهِ فِيْمَا لاَ بُدَّ مِنْهُ وَأَنَّهُ يَحْرُمُ عَلَيْهِ التَّطَوُّعُ. (قَوْلُهُ وَأَنَّهُ يَحْرُمُ عَلَيْهِ التَّطَوُّعُ) أَيْ مَعَ صِحَّتِهِ خِلاَفًا لِلزَّرْكَشِيّ [إعانة الطالبين 1/23].

“Seorang mukallaf wajib segera mengqadha’ shalatnya apabila ia meninggalkannya tanpa udzur. Syikhuna Ahmad ibn Hajar rahimahullah berkata: Menurut qaul dhahir, ia wajib menggunakan seluruh waktunya untuk mengqadha’ shalatnya, kecuali untuk hal-hal yang memang harus ia kerjakan dan ia haram melakukan shalat sunat. Kalimat “haram dan seterusnya” yakni sah shalatnya. Berbeda dengan pendapat Al-Zarkasyi.” (I’anah al-Thalibin I/23).

Bepergian ulang waktu shalat

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Host